Highlight
- Get link
- X
- Other Apps
Labels
Perempuan di dalam Travel
![]() |
www.google.com |
Ini
kisah tentang malam yang dingin, dan menusuk-nusuk.
Jam
tiga dinihari saya terbangun setelah mendapati travel yang saya tumpangi
berhenti. Sudah sampai kebumen rupanya, tempat untuk beristirahat sejenak. Saya
turun, masih menggunakan headset dan memelankan volume. Menghirup udara
dalam-dalam sebagai pengganti udara kendaraan umum yang membuat pusing
merajalela.
Saya
mencari tempat duduk tak jauh dari travel. Setahu saya, di dalam travel yang
saya tumpangi hanya berisi laki-laki. Ternyata ada seorang perempuan yang duduk
di depan dan saya memandanginya yang tidak turun, hanya membuka pintu mobil
sedikit, membiarkan udara lain masuk. Rest area pagi itu terbilang ramai.
Banyak orang yang berhenti untuk beristirahat, mungkin akan melanjutkan
perjalanan atau pulang dari perjalanan. Saya hanya bisa menerka-nerka.
Lagu
A Rocket to the Moon berjudul Ever Enough terputar kencang di telinga saya,
sampai seorang bapak paruh baya menyapa. Saya lepaskan headset di telinga kanan dan memelankan volume, meladeni si bapak yang menanyai-nanyai saya. Entah
mengapa manusia menjadi sangat menarik saat itu bagi saya yang selama ini
tak acuh pada orang-orang di sekeliling. Bapak itu pamit pergi, hendak
melanjutkan perjalanan. Kembali saya disibukkan oleh musik-musik di handpone,
sampai pintu travel yang saya tumpangi terbuka. Perempuan yang duduk di depan
sana memutuskan turun. Saya tersentak. Perempuan itu mempunyai ukuran tubuh
hanya sepinggang saya. Dia tumbuh dengan tidak sempurna.
Entah
bagaimana bayangan-bayangan kekhawatiran muncul di pikiran saya. Tentang tujuan
hidup yang hampir hilang, kebahagiaan-kebahagiaan yang sibuk saya cari, dan
ketakutan-ketakutan akan diri sendiri silih berganti di pikiran saya. Mungkin
saja selama ini saya kurang bersyukur. Perempuan itu menyadarkan saya bahwa
hidup saya jauh lebih sempurna. Sejauh ini saya hanya sibuk menuntut
pertanggungjawaban Tuhan atas apa yang telah ia ciptakan di tubuh saya. Padahal, di luar sana masih banyak manusia dengan
keterbatasan-keterbatasan lainnya yang tidak saya hiraukan.
Perempuan
itu pergi ke arah yang tak terlihat, mungkin saja ke toilet. Saya mulai
bertanya-tanya saat perempuan itu kembali, bagaimana cara dia naik ke dalam
travel yang tinggi itu? Saya memandanginya kalau-kalau dia butuh bantuan. Dan
lagi-lagi saya tersentak. Dia naik lewat pintu belakang yang undakannya tak
begitu tinggi, lalu meloncat ke kursi depan. Bahkan dibalik setiap kekurangan
selalu ada jalan untuk menjalani kehidupan, bukan?
Tiba-tiba semuanya terasa gelap.
Banyak hal yang tidak bisa saya terima di dalam hidup belakangan ini.
Hidup sudah berubah dan saya yang lebih
banyak berubah.
Travel
melanjutkan perjalanan menembus kegelapan malam. Saya memandangi jalanan yang
gelap, namun ada cahaya-cahaya lampu yang menerangi di satu dua titik. Gelap itu
nggak pernah benar-benar ada.
Kegelapan itu nggak ada. Yang ada hanyalah kekurangan cahaya.
Comments
Paling banyak dibaca
[ REVIEW ] My Mister: Terima Kasih Ahjussi dan Lee Ji An
- Get link
- X
- Other Apps
[ REVIEW ] Drama Korea A Love So Beautiful Buat Shin Sol-I dan Cha Heon
- Get link
- X
- Other Apps
[ Review ] Drama Korea Itaewon Class: Menjadi Tim Oh Soo Ah
- Get link
- X
- Other Apps
[ REVIEW ] Drama Korea School 2015: Who Are You setelah 7 Kali Menonton
- Get link
- X
- Other Apps
Backpacker ke Singapura - Malaysia dan Hal-hal yang Harus Disiapkan
- Get link
- X
- Other Apps
waw, super inspiring! thanks dor sharing <3
ReplyDeleteLove a Bunch,
RUBYandROSA