Highlight
- Get link
- X
- Other Apps
Labels
Menjadi Dua Puluh
30 Agustus yang ke-20.
Untuk embun yang tak pernah terlambat menyapa daun
dan matahari yang tak pernah membuat pagi menunggu: Terimakasih karena tak
pernah murka untuk kelalaianku. Aku begitu menjemukan tapi pagi tetap di sana,
merengkuh tanpa lengah, tak melontarkan satu dua kata kebencian. Matahari terus
meninggi namun aku tetap di bumi, berpijak pada hal-hal yang sewajarnya
kutinggalkan sebagai manusia yang mengaku penuh dengan impian. Terlalu malas untuk berlari mencari biru yang sangat
biru, sehingga aku tetap di situ: tak ke mana-mana. Langit terus biru, biru, dan membiru seperti yang selalu kuidam-idamkan dan aku mulai merasa malu merasuki. Biru tidak pernah ingkar
janji meski aku sangat menyebalkan. Aku beruntung dan berterima kasih.
Matahari tidak pernah berkhianat. Terus berjalan naik lalu kembali turun saat waktu sudah hampir habis, dan aku tetap tak takut tersentuh panasnya. Tetap
menapak pada bumi menikmati warna langit yang mulai berubah, menebar rona merah
yang membara. Aku menikmati langit yang memasrahkan diri padaku. Terima kasih
untuk itu.
Aku tidak pernah benar-benar tahu apakah angin
datang dan pergi menyapa sesuai siklus atau memang datang sekejap lalu
benar-benar pergi. Tapi aku suka angin menabrak tubuhku walau untuk pergi dan
tak pernah kembali. Yang hilang akan tergantikan dengan yang baru. Itu
hukumnya. Aku suka daun-daun yang bergoyang lalu jatuh ke bawah atas keinginan
angin. Terlebih, aku menyukai pohon yang merelakan daun itu jatuh lalu
membiarkan daun baru hidup. Yang hilang akan tergantikan dengan yang lebih baik.
Begitu hukumnya.
Jika detak jantung dan detik jam dinding masih
berdetak, maka hidup belum berakhir. Waktu yang terus datang bernama kesempatan dan manusia hidup untuk mengambil kesempatan, bahkan
kesempatan kedua sekalipun. Di lain sisi, kesempatan kedua tidak datang begitu
saja: selalu ada alasan untuk kesempatan yang datang. Tak berbeda dengan hidup.
Alasan selalu ada atas waktu yang masih terus menghampiri. Salah satunya
mungkin memperbaiki berbagai kesalahan. Menjalani hidup seperti yang dikehendaki dan memenuhi keinginan-keinginan yang membara.
Kepada Tuhan yang baik, terimakasih atas hadiah tahunan yang masih diberikan: Sebuah kehidupan.
Paling banyak dibaca
[ REVIEW ] My Mister: Terima Kasih Ahjussi dan Lee Ji An
- Get link
- X
- Other Apps
[ REVIEW ] Drama Korea A Love So Beautiful Buat Shin Sol-I dan Cha Heon
- Get link
- X
- Other Apps
[ Review ] Drama Korea Itaewon Class: Menjadi Tim Oh Soo Ah
- Get link
- X
- Other Apps
[ REVIEW ] Drama Korea School 2015: Who Are You setelah 7 Kali Menonton
- Get link
- X
- Other Apps
Backpacker ke Singapura - Malaysia dan Hal-hal yang Harus Disiapkan
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment
Berikan komentarmu untuk tulisan ini, yuk! Btw kalau mau komen bisa lewat PC ya :)